Harga Telur Ayam Turun di Aceh Utara, Pasokan dari Sentra Produksi Lancar
ACEH UTARA | PASESATU.COM – Harga telur ayam ras di Pasar Tradisional Aceh Utara mulai menunjukkan tren penurunan seiring lancarnya pasokan dari daerah sentra produksi seperti Medan. Hari ini, Selasa (29/7/2025), harga telur turun menjadi Rp52.000 per papan (isi 30 butir), dari sebelumnya Rp57.000, setelah dua hari berturut-turut mengalami penyesuaian harga.
“Harga telur ayam sudah mulai turun karena pasokan dari daerah sentra, terutama dari Medan, mulai lancar sehingga stok bertambah,” ujar Salman, salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Lhoksukon.
Menurutnya, penurunan harga ini berdampak positif terhadap minat beli masyarakat. “Pembeli mulai ramai kembali. Banyak warga sudah menyiapkan stok telur di rumah untuk antisipasi kenaikan harga menjelang Maulid,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Arif, pedagang telur ayam lainnya, yang menyebutkan bahwa harga di tingkat pengecer sangat bergantung pada fluktuasi dari distributor utama.
“Harga dari distributor turun, jadi otomatis harga di pasar juga ikut turun. Sekarang penjualan makin lancar karena daya beli masyarakat kembali naik,” ujarnya.
Arif berharap harga telur dapat terus turun hingga menyentuh angka normal, yakni di kisaran Rp1.200 hingga Rp1.300 per butir. “Harga ideal seperti itu tidak membebani ekonomi rumah tangga. Kalau bisa turun lagi, tentu sangat membantu warga, apalagi menjelang Maulid Nabi Besar Muhammad SAW,” ucapnya.
Seiring fluktuasi harga telur yang kerap terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan, para pedagang berharap pemerintah lebih proaktif mengendalikan pasokan dan distribusi.
“Pemerintah harus lebih sigap mengantisipasi lonjakan harga. Kontrol ketersediaan barang penting seperti telur sangat perlu, agar tidak terjadi kelangkaan atau permainan harga di pasar, ” tutur Arif.
Penurunan harga telur saat ini disambut positif oleh masyarakat, terlebih menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menjadi momen penting dalam tradisi keislaman di Aceh. Telur ayam merupakan salah satu bahan konsumsi utama yang digunakan dalam berbagai bentuk hidangan kenduri Maulid di kalangan masyarakat gampong.
Dengan pasokan yang mulai stabil dan harga yang kian terjangkau, warga berharap tren ini terus berlanjut setidaknya hingga usai perayaan Maulid pada bulan depan.(*)