BERITA TERKINI

Kesaksian Warga Rumoh Rayek dan Kondisi Pengungsian di Aceh Utara

Personil TNI di Bantu Warga melakukan evakuasi warga korban banjir bandang yang sakit untuk mendapatkan perawatan medis ditempat pengungsian, Sabtu (29/11/2025) 

ACEH UTARA | PASESATU.COM
- Banjir bandang yang terjadi pada Rabu 24 November 2025, sekitar pukul 10.00 WIB di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, menyebabkan sejumlah desa terdampak parah, termasuk Desa Rumoh Rayek. Salah satu warga, Muhammad Fazil, menceritakan bagaimana keadaan berubah secara cepat setelah tanggul jebol.

Menurut Fazil, air naik dalam waktu singkat dan membuat warga tidak memiliki banyak waktu untuk menyelamatkan diri. “Air datang cepat. Yang sempat lari, lari. Yang tidak sempat, terjebak. Ada juga yang tersangkut di batang sawit dan kayu,” ujarnya, pada media Sabtu (29/11/2025). 

Ia menambahkan bahwa ketinggian air mencapai sekitar delapan meter dengan arus yang kuat. “Keluarga saya sudah lebih dulu mengungsi, jadi saya fokus melihat kondisi warga lain di belakang,” katanya.

Rumoh Rayek Mengalami Kerusakan Berat

Muhammad Fazil Warga Rumoh Rayek

Fazil menyebutkan bahwa seluruh rumah di Rumoh Rayek rusak berat dan sebagian besar rata dengan tanah. “Tidak ada rumah tersisa. Kendaraan dan perabot juga hilang. Kami hanya membawa pakaian di badan,” ungkapnya.

Akses jalan menuju desa ikut terputus akibat material banjir, sehingga kendaraan tidak dapat lewat dan bantuan hanya bisa masuk dengan berjalan kaki. Hingga sore hari, sebagian warga masih belum dapat dipastikan keberadaannya karena keterbatasan akses dan komunikasi.

Pengungsian Meluas ke Desa Alue Leuhob, Cot Girek

Kondisi para pengungsi

Ratusan warga dari beberapa desa terdampak di Langkahan kini mengungsi ke Desa Alue Leuhob, Kecamatan Cot Girek. Geuchik Alue Leuhob, Adi Lestari, mengatakan bahwa pengungsian berlangsung spontan ketika kondisi desa asal tidak lagi memungkinkan untuk ditinggali.

“Saat ini sekitar 400 sampai 500 jiwa berada di empat titik penampungan. Jumlahnya kemungkinan bertambah karena banyak yang belum bisa dievakuasi,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa jumlah pengungsi kemungkinan besar bertambah karena akses evakuasi masih terhambat tingginya air dan arus yang deras.

Persediaan logistik di Desa Alue Leuhob saat ini diperkirakan hanya cukup untuk satu hingga dua hari ke depan. Kebutuhan paling mendesak meliputi obat-obatan, oksigen, beras, dan air minum.

“Pengungsi banyak yang mulai sakit. Tenaga medis juga masih sangat terbatas. Puskesmas sempat datang membawa obat, tetapi persediaannya tidak cukup untuk jumlah pengungsi yang terus bertambah,” kata Adi.

Ia berharap bantuan segera datang agar penanganan dapat dilakukan dengan lebih optimal. “Kami membutuhkan dukungan logistik dan tenaga medis secepatnya,” ujarnya.

Bantuan Logistik Dari Pemda

Berdasarkan pantauan media, pada Sabtu sore, 29 November 2025, bantuan logistik dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tiba di Desa Alue Leuhob yang diantarkan langsung oleh Camat Cot Girek, Kamaruddin KS. 

Camat Cot Girek Kamaruddin, KS sedang berbicara dengan petugas medis terkait dengan kondisi para pengungsi dan kebutuhan medis

Pengungsi Membutuhkan Penanganan Medis Tambahan

Media juga mencatat adanya warga yang sakit di lokasi pengungsian. Saat itu, seorang pengungsi yang membutuhkan perawatan segera terpaksa dirujuk ke Klinik Cut Meutia milik PTPN 4 Cot Girek karena keterbatasan fasilitas medis di lokasi pengungsian.

Tenaga kesehatan yang bertugas dinilai belum memadai untuk menangani ratusan pengungsi. “Kami butuh tambahan tenaga medis dan persediaan obat-obatan,” kata salah satu petugas kesehatan di lokasi.

Harapan Warga

Fazil dan warga lain berharap proses penanganan dan distribusi bantuan dapat berjalan lancar. “Yang penting kebutuhan dasar cepat terpenuhi. Kami menunggu arahan dan bantuan selanjutnya,” ujarnya.(*)