Translate

BERITA TERKINI

Mahasiswa Asal Simeulue Meninggal Dunia Usai Dianiaya di Masjid Agung Sibolga, GAB Malaysia Desak Polisi dan Pemerintah Aceh Bertindak Tegas

Ketua GAB Malaysia, Junaidi R. (Foto: Ist) 
SIBOLGA | PASESATU.COM — Tragedi memilukan menimpa seorang mahasiswa asal Simeulue, Aceh, bernama Arjun, yang meninggal dunia usai diduga dianiaya oleh sekelompok pemuda di area Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Sabtu (2/11/2025) dini hari.

Korban diketahui berasal dari Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue. Menurut keterangan pamannya, Nata Safandi, Arjun bermalam di masjid karena masa sewa kosnya telah habis.

“Dia bukan tunawisma, tapi masa kosnya sudah habis, jadi dia tidur sementara di masjid. Kami dapat kabar dini hari, katanya dia dianiaya oleh beberapa orang,” ujar Nata dengan suara bergetar.

Pihak Polres Sibolga telah menangkap tiga pelaku yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut, sementara dua lainnya masih buron dan tengah diburu aparat kepolisian.

Kematian tragis ini memicu gelombang duka dan kemarahan dari masyarakat Aceh, terutama dari komunitas perantauan di Malaysia. Grup Aceh Bersatu (GAB) Malaysia menjadi pihak yang paling vokal menyuarakan desakan agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku dihukum seberat-beratnya.

Ketua GAB Malaysia, Junaidi R, menyebut tindakan kekerasan terhadap Arjun sebagai “tindakan biadab dan mencederai nilai kemanusiaan”, serta menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan benar-benar ditegakkan.

 “Kami di Malaysia sangat berduka dan mengecam keras tindakan keji ini. Korban adalah anak muda Aceh yang sedang berjuang menuntut ilmu. Kami mendesak Polri untuk mengusut tuntas kasus ini, tanpa pandang bulu, dan menjatuhkan hukuman maksimal bagi para pelaku,” tegas Junaidi dengan nada geram.

Lebih lanjut, Junaidi juga menuntut keterlibatan aktif Pemerintah Aceh dalam mengawal proses hukum. Ia menilai, sikap cepat dan tegas dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memastikan hak-hak korban tidak diabaikan.

 “Kami meminta Gubernur Aceh dan Pemerintah Aceh turun langsung mengawal kasus ini. Jangan biarkan peristiwa seperti ini berlalu tanpa keadilan. Korban adalah warga Aceh yang dianiaya di dalam rumah ibadah — ini persoalan harga diri dan kemanusiaan,” ujarnya menegaskan.

Desakan serupa juga disuarakan oleh sejumlah tokoh masyarakat Aceh di perantauan, yang meminta aparat penegak hukum di Sumatera Utara menuntaskan kasus tersebut secara transparan dan profesional.

Sementara itu, dua pelaku lain yang melarikan diri masih dalam pengejaran polisi. Jenazah korban rencananya akan dipulangkan ke kampung halamannya di Simeulue untuk dimakamkan.(*) 


Editor : Abdul Rafar