BERITA TERKINI

Zikir dan Shalawat di Sama Kurok: Malam Hangat Menyambut Bulan Kelahiran Rasulullah


ACEH UTARA | PASESATU.COM
- Malam itu, udara di Gampong Sama Kurok, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, dipenuhi suara lantunan zikir dan shalawat. Dari pelataran meunasah sederhana, cahaya lampu temaram berpadu dengan suara ratusan jamaah yang duduk bersila, larut dalam doa menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Kamis (4/9/2025).

Tgk. Sulaiman Nurdin, sang imum gampong, memimpin zikir dengan suara bergetar namun penuh keteduhan. Setiap lafaz yang keluar dari bibirnya diikuti jamaah, menciptakan harmoni spiritual yang membuat suasana terasa syahdu. Bagi masyarakat Sama Kurok, malam itu bukan sekadar ritual tahunan, melainkan pengikat hati dan peneguh iman.

“Ini malam yang membahagiakan, bukan hanya bagi saya sebagai tuan rumah, tetapi bagi kita semua,” ungkap Keuchik Zulfikar yang akrab disapa Joel Kopral, senyum hangatnya menyambut setiap tamu yang datang.

Di tengah jamaah, terlihat anak-anak bersarung duduk tenang di pangkuan ayah mereka, sementara para ibu khusyuk menunduk, sebagian meneteskan air mata. Kehadiran mereka bukan hanya untuk memperingati maulid, tetapi juga sebagai wujud cinta kepada Rasulullah.

Zikir dan doa itu menjelma menjadi ruang perjumpaan—bukan saja antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga sesama warga. Keuchik Joel Kopral menegaskan, kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur sekaligus pengingat untuk memperbanyak ibadah. “Doa dan shalawat bersama adalah pesan moral agar kita bisa menata diri dalam menjalani kehidupan,” katanya.

Agussalim, anggota Tuha Peut yang mendampingi keuchik malam itu, ikut menyuarakan harapan. Menurutnya, tradisi seperti ini semestinya terus dilestarikan, agar generasi muda tumbuh dengan kedekatan spiritual sekaligus kebersamaan sosial.

Seiring malam kian larut, suara shalawat menggema, seakan menjadi alunan pengikat jiwa. Masyarakat yang hadir merasakan kehangatan persaudaraan, di mana tidak ada sekat antara tua dan muda, kaya dan miskin. Semua duduk berbaur, menadahkan tangan yang sama, berharap ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bagi warga Sama Kurok, malam zikir ini adalah cermin kehidupan. Di sanalah mereka belajar merendahkan hati, mengingat dosa, sekaligus memperkokoh tekad untuk memperbanyak amal kebaikan. Di balik sederhana pelataran meunasah, tersimpan rasa kebersamaan yang mahal nilainya bahwa iman dan persaudaraan selalu menjadi penopang kehidupan masyarakat Aceh.(*) 


Editor : Syahrul Usman