Ratusan Tokoh Dunia Hadir di Banda Aceh Peringati 20 Tahun MoU Helsinki, Bahas Capaian dan Tantangan Perdamaian
BANDA ACEH | PASESATU.COM – Dua dekade setelah berakhirnya konflik bersenjata di Aceh, ratusan tokoh dari berbagai belahan dunia akan berkumpul di Banda Aceh untuk memperingati 20 tahun penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki. Acara yang bertajuk “Progress and Challenges” itu dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 14 Agustus 2025, pukul 14.00 WIB di Hermes Palace Hotel.
Pertemuan berskala internasional ini akan dihadiri para tokoh terkemuka Aceh, akademisi, perwakilan LSM internasional, serta diplomat dari 12 negara. Selain merayakan capaian perdamaian, forum ini juga menjadi ajang evaluasi implementasi poin-poin MoU yang dinilai belum sepenuhnya terwujud, sekaligus merumuskan strategi untuk mengatasinya.
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, dijadwalkan memberikan sambutan melalui video conference. Turut hadir Minna Kukkonen Kalender dari Crisis Management Initiative (CMI), lembaga yang berperan sebagai mediator dalam perundingan Helsinki pada 2005.
Acara ini terbagi dalam dua panel. Panel I mengangkat tema “Tinjauan MoU dan Masa Depan Aceh” dengan moderator Dr. Sofyan A. Djalil. Pembicara yang dijadwalkan hadir meliputi:
- Mr. Peter Feith (Mantan Kepala Misi Monitoring Aceh)
- Duta Besar Belanda
- Duta Besar Uni Eropa untuk Negara-Negara Asia
- Juha Christensen (Pendiri Asian Peace and Reconciliation Council)
- Prof. Jacques Bertrand
- Dr. Zaini Abdullah (Mantan Menteri Luar Negeri dan Negosiator GAM; Gubernur Aceh 2012–2017)
- Teuku Kamaruzzaman (Mantan Negosiator GAM)
- Rektor Universitas Syiah Kuala
Panel II bertema “Pelajaran dan Resolusi” dipandu Dr. Fachry Aly, menghadirkan:
- Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia
- Dr. Scott Guggenheim (Antropolog Pembangunan – Universitas Georgetown)
- Alanna L. Simpson (Perwakilan Bank Dunia)
- Tgk Amni Bin Ahmad Marzuki (Anggota Tim Negosiator GAM)
- Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
- Chalida Tajaroensuk (People’s Empowerment Foundation, Thailand)
Menurut panitia, forum ini akan menjadi ruang dialog terbuka antara mantan negosiator, diplomat, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk mengidentifikasi kendala, membagi pengalaman, serta menyepakati langkah konkret agar seluruh amanat MoU Helsinki dapat diwujudkan secara menyeluruh.
“Ini bukan sekadar peringatan, melainkan momentum refleksi, evaluasi, dan penyusunan langkah ke depan untuk memastikan seluruh amanat MoU Helsinki benar-benar terwujud,” ujar Juru Bicara Panitia Pelaksana.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dan Pemerintah Aceh dengan dukungan berbagai lembaga nasional dan internasional. Kehadiran tokoh dari 12 negara menegaskan bahwa perdamaian Aceh merupakan kepentingan bersama yang perlu dijaga, diperkuat, dan diwariskan kepada generasi mendatang.(*)