Pekan Menyusui Dunia 2025: Prioritaskan ASI untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Font Terkecil
Font Terbesar
JAKARTA | PASESATU.COM – Peringatan Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week/WBW) yang berlangsung setiap 1–7 Agustus kembali digelar tahun ini dengan mengusung tema “Prioritise Breastfeeding, Create Sustainable Support Systems” atau “Prioritaskan Menyusui, Membangun Sistem Dukungan Berkelanjutan”.
Kampanye yang diinisiasi World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) bersama World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) ini bertujuan memperkuat komitmen global dalam mendukung pemberian air susu ibu (ASI) sebagai fondasi kesehatan dan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Menyusui adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan, perkembangan, dan kesetaraan. Dengan berinvestasi pada pemberian ASI, kita sedang berinvestasi pada masa depan,” tulis WABA dalam pernyataan resminya, Jumat (1/8/2025).
Pekan Menyusui Dunia berawal dari Deklarasi Innocenti yang dihasilkan pada 1990 dalam pertemuan WHO dan UNICEF di Florence, Italia. Deklarasi tersebut menegaskan perlunya perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap praktik menyusui.
Sebagai tindak lanjut, WABA dibentuk pada 1991 untuk mengoordinasikan aksi global di bidang ini. Setahun kemudian, pada 1992, Pekan Menyusui Dunia resmi diluncurkan dan hingga kini dirayakan di lebih dari 170 negara.
WHO menempatkan peringatan tahun ini dalam kerangka kampanye “Awal yang Sehat, Masa Depan yang Penuh Harapan”. Fokusnya adalah memastikan setiap ibu memiliki akses terhadap dukungan menyusui dari sistem layanan kesehatan, keluarga, dan lingkungan kerja.
“Dukungan berkelanjutan berarti memastikan ibu mendapatkan informasi, fasilitas, dan perlindungan hukum untuk menyusui selama mereka menginginkannya,” tulis WHO dalam laman resminya.
WABA merilis lima pesan utama untuk peringatan tahun ini:
- Perpanjang cuti melahirkan demi keberhasilan ASI eksklusif enam bulan.
- Lindungi hak orang tua pekerja di semua sektor, termasuk informal.
- Sediakan ruang laktasi yang layak di tempat kerja.
- Terapkan jam kerja fleksibel dan waktu istirahat untuk menyusui.
- Perkuat dukungan lintas sektor dari pemerintah, dunia usaha, dan komunitas.
Kementerian Kesehatan RI menegaskan, pemberian ASI eksklusif memiliki manfaat strategis bagi kesehatan anak dan ibu, antara lain:
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi melalui antibodi alami.
- Mendukung perkembangan otak dan fisik berkat kandungan DHA dan AA.
- Mengurangi risiko alergi, asma, serta penyakit kronis.
- Mencegah depresi pascapersalinan dan mempererat ikatan emosional ibu-anak.
- Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium pada ibu.
“Menyusui mengurangi beban biaya kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang,” ujar Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
WABA menegaskan, menyusui merupakan pilihan ramah lingkungan karena tidak memerlukan kemasan atau proses distribusi industri yang menghasilkan emisi karbon. UNICEF menambahkan, peningkatan angka menyusui eksklusif secara global dapat menghemat miliaran dolar biaya kesehatan per tahun sekaligus meningkatkan produktivitas tenaga kerja di masa depan.
Kementerian Kesehatan RI bersama organisasi profesi, rumah sakit, dan komunitas ibu menyusui menggelar rangkaian kegiatan edukasi, seminar, serta layanan konseling gratis di berbagai daerah.
“Keberhasilan menyusui memerlukan dukungan dari seluruh pihak. Mari kita jadikan Pekan Menyusui Dunia sebagai momentum gerakan bersama,” kata Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.(*)
Sumber: WABA.org, WHO.int, UNICEF.org, Kemenkes.go.id