BERITA TERKINI

Harga Kacang Panjang Anjlok di Aceh Utara: Dari Rp18 Ribu Jadi Rp10 Ribu Sekilo

Saat harga cabai melonjak tajam, petani kacang panjang justru waswas karena panen berlimpah tak dibarengi permintaan pasar


ACEH UTARA  | PASESATU.COM
Harga komoditas sayur kacang panjang di pasar tradisional Kota Panton Labu, Aceh Utara, turun tajam dalam sepekan terakhir. Jika sebelumnya dijual di harga Rp18.000 per kilogram, kini harga kacang panjang hanya Rp10.000/kg, atau turun lebih dari 44 persen.

Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya pasokan dari petani lokal yang tengah memasuki masa panen serempak di sejumlah kawasan, seperti di Kecamatan Tanah Jambo Aye dan Langkahan.

“Sekarang kacang panjang banyak masuk dari petani sekitar. Barang bagus, segar, tapi karena terlalu banyak, harga malah jatuh,” ungkap Munir, pedagang sayur di Pasar Tradisional Panton Labu, Senin (4/8/2025).

Menurut Munir, meski penurunan harga bisa menguntungkan pembeli, namun di sisi lain petani justru mengalami tekanan harga karena hasil panen tak sebanding dengan harga jual.

“Kami jual di pasar cuma Rp10 ribu, petani di bawah itu dapatnya. Sayang, mereka kerja keras panen malah harganya jeblok,” tambah Munir.

Kontras dengan Cabai yang Melejit


Ironisnya, penurunan harga kacang panjang ini terjadi saat komoditas cabai justru mengalami lonjakan drastis. Cabai hijau naik dari Rp25.000/kg menjadi Rp40.000/kg, cabai merah dari Rp35.000/kg menjadi Rp40.000/kg, dan cabai rawit melonjak hingga Rp42.000/kg.

Pedagang menyebutkan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari luar daerah, terutama dari Berastagi, Tanah Karo, dan Aceh Tengah yang sedang mengalami keterlambatan panen dan gangguan distribusi.

“Kalau kacang panjang kita banyak stok, tapi cabai susah. Di Berastagi lagi pesta bunga dan buah, jadi truk pengangkut tidak prioritas ke cabai. Makanya kacang bisa anjlok, cabai justru mahal,” ujar Munir.

Pasar Tidak Seimbang

Kondisi pasar saat ini menggambarkan ketimpangan yang mencolok antar komoditas pangan. Satu sisi harga sayuran seperti kacang panjang jatuh karena kelebihan pasokan, sisi lain harga bumbu dapur utama seperti cabai meroket karena kelangkaan.

“Ini tantangan besar. Kami ingin semua harga stabil. Petani untung, pembeli senang. Tapi sekarang serba tidak pasti,” ujar Hamid (45), pedagang di Pasar Rakyat Panton Labu.

Hamid juga menyebutkan bahwa lonjakan permintaan dari pelaku UMKM dan program pemerintah seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG) juga membuat pasar tidak seimbang. Komoditas tertentu habis diborong, sementara yang lain menumpuk tanpa pembeli.

Perlu Peran Pemerintah

Turunnya harga kacang panjang secara tajam menunjukkan perlunya intervensi pemerintah, terutama dalam penyerapan hasil panen petani lokal. Jika tidak ada upaya distribusi atau subsidi harga, petani terancam merugi dan enggan menanam kembali.

“Harus ada solusi. Kalau panen melimpah tapi tidak ada yang tampung dengan harga baik, nanti petani kapok tanam. Ini bahaya untuk ketahanan pangan jangka panjang,” tutur Munir.(*) 


Editor: Syahrul Usman