BERITA TERKINI

Bukan Orang Jakarta! Kapolda Aceh Sekarang Asli Aceh, Inilah Sosok Jenderal Marzuki Ali Basyah



ACEH | PASESATU.COM Sosoknya tenang, bicaranya terukur, dan rekam jejaknya menunjukkan konsistensi dalam pengabdian. Brigadir Jenderal Polisi Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M. kini dipercaya untuk memimpin Kepolisian Daerah Aceh, menggantikan Irjen Pol Achmad Kartiko. Penunjukan ini membawa makna simbolik sekaligus strategis: putra asli Aceh memimpin institusi keamanan tertinggi di daerahnya sendiri.

Lahir di Medan pada 20 Juni 1968, Marzuki berasal dari keluarga Aceh yang berdomisili di Tangse, Kabupaten Pidie. Identitasnya sebagai putra daerah menjadi bagian penting dari perjalanan karier dan kepemimpinannya, yang kerap dikaitkan dengan pendekatan kultural, humanis, namun tetap profesional dalam tugas-tugas kepolisian.

Marzuki meniti karier di institusi Bhayangkara sejak lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1991. Dari perwira pertama di Polda Jawa Barat, ia terus naik jenjang hingga dipercaya memimpin berbagai satuan strategis.

Beberapa posisi penting yang pernah dijabatnya antara lain:

  • Kapolres Dairi, Simalungun, dan Asahan (Polda Sumatera Utara)
  • Wakapolres Kuningan dan Ciamis (Polda Jawa Barat)
  • Karo SDM di Polda Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Aceh
  • Irwasda Polda Aceh
  • Kepala BNNP Gorontalo
  • Kepala BNNP Aceh (2024)
  • Kapolda Aceh (2025–sekarang)

Posisinya sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh sejak April 2024 menjadi momentum penting dalam penguatan pemberantasan narkoba berbasis kolaborasi. Ia dikenal mendorong pendekatan penegakan hukum yang seimbang dengan edukasi dan rehabilitasi.

Latar belakang Marzuki di bidang manajemen sumber daya manusia dan pengawasan internal menjadikan dirinya dikenal sebagai pemimpin yang sistematis, teliti, dan berorientasi pada pengembangan organisasi. Pengalamannya sebagai Irwasda dan Karo SDM di berbagai Polda menunjukkan kepercayaan institusi terhadap kemampuannya dalam menjaga akuntabilitas internal.

Gaya kepemimpinannya digambarkan sebagai bersih, tegas, namun tetap mengedepankan pendekatan persuasif, terutama saat berhadapan dengan masyarakat dan institusi lokal.

Marzuki juga dikenal serius dalam pendidikan dan pelatihan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Aceh, ia menempuh berbagai jenjang pendidikan kepolisian dan akademik formal:

  • Akpol (1991)
  • PTIK (1996)
  • SESPIM (2006)
  • SESPIMTI (2017)
  • Magister Manajemen (S2 – 2002)

Tak kurang dari 10 pelatihan spesialisasi telah ia ikuti, mulai dari Traffic Accident Analysis, Brimob Tactical Training, hingga diklat Lantas dan pelatihan luar negeri di Erasmus Taal Centrum. Semua itu memperkaya kompetensi teknis dan strategisnya dalam menjalankan fungsi kepolisian modern.

Atas dedikasinya, Marzuki telah menerima berbagai tanda kehormatan dari negara, di antaranya:

  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Satyalancana Ksatria Bhayangkara
  • Satyalancana Karya Bhakti
  • Satyalancana Dharma Nusa
  • Satyalancana Kebhaktian Sosial
  • Serta berbagai penghargaan pengabdian lainnya (8, 16, 24 tahun)

Ia juga memiliki pengalaman operasional langsung di medan tugas seperti:

  • Operasi Seroja di Timor Timur
  • Penanganan konflik Aceh (DOM)

Keterlibatannya dalam penugasan tersebut menjadi bagian penting dalam membentuk ketahanan mental dan kematangan profesionalnya.

Penunjukan Brigjen Marzuki sebagai Kapolda Aceh dinilai sebagai langkah strategis dan representatif. Ia bukan hanya memahami dinamika keamanan, tetapi juga memiliki akar budaya dan pemahaman sosial yang kuat terhadap karakteristik masyarakat Aceh.

Sebagai putra daerah, kehadirannya membuka ruang baru bagi pendekatan yang lebih komunikatif, partisipatif, dan kolaboratif dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Serambi Mekkah.

Tantangan Kapolda Aceh ke depan tidak ringan. Mulai dari penanganan jaringan narkotika lintas negara, kejahatan siber, penguatan moderasi beragama, hingga menjaga stabilitas politik pasca pemilu lokal.

Namun dengan latar belakang, pengalaman, serta legitimasi sosial yang ia miliki, Marzuki dinilai sebagai sosok yang tepat untuk menghadapi tantangan tersebut.

Sebagai Kapolda Aceh pertama dari Tangse, ia bukan hanya memikul tanggung jawab institusional, tetapi juga membawa harapan besar masyarakat Aceh terhadap terciptanya kepolisian yang profesional, bersih, dan berkeadilan.

Berikut Profil Singkat:

  • Nama Lengkap: Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M.
  • Tempat/Tanggal Lahir: Medan, 20 Juni 1968
  • Asal: Tangse, Pidie, Aceh
  • Pendidikan: Akpol 1991, SESPIMTI, S2 Manajemen
  • Jabatan: Kapolda Aceh (2025–sekarang)
  • Keahlian: SDM, Pengawasan Internal, Narkotika
  • Pengalaman Operasi: Operasi Seroja, DOM Aceh
  • Penghargaan: Bintang Bhayangkara Nararya, Satyalancana, dll(*) 

Editor: Syahrul Usman