6 Anak Terinfeksi TBC, Dinkes Aceh Utara Imbau Periksa Dini
Font Terkecil
Font Terbesar
![]() |
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M. Dok Ist |
ACEH UTARA | PASESATU.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus meningkatkan upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC), terutama pada anak-anak, menyusul ditemukannya enam kasus TBC anak di wilayah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Feryyanto.
Dalam keterangannya, dr. Fery pada Rabu 04 Juni 2025 menyebutkan bahwa kasus ini telah ditangani secara menyeluruh, dimulai dari pelacakan kasus hingga edukasi kepada keluarga pasien. Ia menegaskan bahwa pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan kepada anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan pasien.
“Jika ada satu anggota keluarga yang terkena TBC, kami langsung melakukan pemeriksaan kepada orang-orang di sekitarnya. Ini sudah menjadi prosedur standar,” jelas dr. Ferry, pada Rabu 4 Juni 2025.
Namun demikian, ia mengakui masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan pemeriksaan, terutama karena sebagian masyarakat masih enggan diperiksa. Beberapa keluarga merasa tidak memiliki gejala sehingga menolak pemeriksaan lanjutan.
“Kami memahami hal ini, namun penting untuk diketahui bahwa TBC bisa menular secara tidak kasat mata. Anak-anak sangat rentan tertular, terutama jika berada dalam satu lingkungan dengan penderita aktif,” lanjutnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Dinas Kesehatan telah membentuk tim khusus yang bertugas memberikan edukasi dan konseling secara langsung kepada masyarakat. Tim ini berperan penting dalam menyampaikan informasi yang benar tentang bahaya TBC dan pentingnya deteksi dini.
“Kami menjaga kerahasiaan identitas pasien. Data yang kami rilis hanya mencakup jumlah kasus tanpa menyebutkan nama maupun lokasi detail, sesuai dengan etika medis,” ungkap dr. Fery.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar anak yang terpapar belum mendapatkan imunisasi Bacillus Calmette–Guérin (BCG), yang selama ini dikenal efektif dalam mencegah TBC berat pada anak-anak.
“Imunisasi BCG sangat penting. Sebagian besar kasus yang kami temukan berasal dari anak-anak yang belum pernah divaksinasi,” ujarnya.
Selain imunisasi, Dinas Kesehatan juga menyoroti pentingnya gaya hidup sehat di lingkungan keluarga. Kebiasaan merokok di dalam rumah disebut sebagai salah satu faktor yang memperburuk kondisi anak.
“Asap rokok bisa memperlemah daya tahan tubuh anak. Kami mengimbau orang tua untuk tidak merokok di dekat anak-anak, apalagi bayi,” tegas dr. Fery.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bakteri penyebab TBC menyebar melalui udara, sehingga anak-anak dengan sistem imun lemah lebih mudah terinfeksi.
“Banyak orang dewasa sebenarnya membawa kuman TBC tapi tidak berkembang menjadi penyakit karena daya tahan tubuh mereka kuat. Anak-anak tidak sekuat itu,” tambahnya.
Dalam upaya memperluas jangkauan deteksi dini, Dinas Kesehatan telah menyediakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di sejumlah fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Panton Labu, Lhoksukon, Nisam, dan RSUD Cut Mutia. Masyarakat yang mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu diimbau segera datang ke puskesmas untuk pemeriksaan gratis dan cepat.
“Dulu, pemeriksaan TBC dianjurkan setelah batuk tiga bulan, sekarang cukup dua minggu saja. Semakin cepat diperiksa, semakin besar peluang untuk sembuh dan mencegah penularan lebih lanjut,” ujar dr. Fery.
Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir atau takut diperiksa. Seluruh proses pemeriksaan dan pengobatan TBC dijamin rahasia dan ditangani oleh tenaga kesehatan profesional.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru namun juga bisa menyerang organ tubuh lainnya. Gejalanya antara lain batuk berkepanjangan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan.
TBC dapat dicegah melalui imunisasi BCG, pola hidup sehat, ventilasi rumah yang baik, serta menghindari kebiasaan merokok di dalam ruangan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat juga menjadi kunci utama dalam menanggulangi penyebaran TBC di masyarakat.(*)