Stunting di Bawah Angka Nasional, Puskesmas Tanah Pasir Tetap Gencarkan Pencegahan
Font Terkecil
Font Terbesar
ACEH UTARA | PASESATU.COM – UPTD Puskesmas Tanah Pasir terus memperkuat langkah pencegahan dan penanganan stunting di wilayah kerjanya. Dari total 830 balita yang terdata, sebanyak 22 anak atau sekitar 2,65 persen mengalami stunting. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan prevalensi nasional yang masih berada di kisaran 14 persen.
Kepala Puskesmas Tanah Pasir, dr. Jarita,M.K.M, menjelaskan bahwa meski persentase stunting terbilang rendah, potensi risiko tetap ada. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan masyarakat, di mana sebagian masih mengandalkan air sungai serta belum memiliki sarana sanitasi yang memadai.
“Kami terus berkoordinasi dengan Muspika, Geuchik, serta kader posyandu agar upaya pencegahan berjalan lebih optimal,” ujar dr. Jarita, Kamis (11/9/2025).
Peran Keluarga dan Lingkungan
Menurutnya, keberhasilan menekan angka stunting sangat bergantung pada keterlibatan orang tua dalam pola asuh anak. Asupan gizi, kesehatan gigi, serta kebersihan lingkungan menjadi faktor penentu tumbuh kembang balita.
“Anak yang rutin mendapatkan imunisasi lengkap dan obat cacing akan lebih sehat, sehingga pertumbuhannya lebih maksimal,” jelasnya.
Selain itu, fasilitas sanitasi seperti jamban layak serta dukungan dari sekolah dan masyarakat juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan sehat bagi anak.
Program Inovatif Puskesmas
Untuk memperkuat intervensi, Puskesmas Tanah Pasir menjalankan program inovatif berupa pemantauan rutin kesehatan dan gizi balita. Tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan petugas gizi melakukan pemeriksaan langsung ke rumah warga, mencakup kondisi dapur, kualitas makanan, air minum, hingga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Puskesmas juga gencar memberikan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan diri, dan pengolahan makanan yang higienis.
“Upaya kami tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga mencakup faktor lingkungan dan perilaku hidup sehat. Dengan pendekatan ini, kami optimistis target nasional penurunan stunting pada 2025 bisa tercapai,” tegas dr. Jarita.(*)