BERITA TERKINI

Harga Ayam Potong Turun Tajam di Aceh Utara, Daya Beli Masyarakat Melemah


ACEH UTARA | PASESATU.COM
– Harga daging ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Di Pasar Rakyat Kota Panton Labu, harga ayam yang sebelumnya dijual seharga Rp30.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp24.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

Turunnya harga ini disebabkan oleh menurunnya permintaan di tengah melimpahnya pasokan ayam di pasaran. M. Amin, salah satu pedagang ayam potong di Pasar Panton Labu, menyebutkan bahwa stok ayam cukup banyak, sementara pembeli relatif sepi.

“Stok ayam banyak, sementara pembeli kurang. Kalau dibandingkan dengan saat menjelang Idul Adha, daya beli masyarakat sekarang jauh menurun,” ujar M. Amin kepada wartawan, Jumat, 20 Juni 2025.

Fenomena serupa juga terjadi di pasar tradisional lainnya. Fauzi, pedagang ayam potong di salah satu pasar tradisional, mengungkapkan bahwa harga ayam di lapaknya bahkan turun hingga Rp23.000 per kilogram.

“Biasanya kami jual Rp30.000 per kilogram, sekarang hanya Rp25.000, kadang bisa Rp23.000. Tapi meski murah, pembeli tetap tidak ramai,” jelas Fauzi.

Ia menambahkan, penurunan harga tidak otomatis mendorong peningkatan penjualan. Daya beli masyarakat yang menurun menjadi faktor utama lesunya transaksi di pasar.

“Sekarang masyarakat beli ayam hanya secukupnya. Mereka tidak berani belanja banyak. Harga sayur-sayuran juga sedang turun, sehingga petani mungkin penghasilannya berkurang, ini berpengaruh ke daya beli,” ujarnya.

Penurunan harga daging ayam ini menjadi indikator tekanan ekonomi rumah tangga, khususnya di kalangan masyarakat bawah. Analis pasar memperkirakan bahwa fluktuasi harga yang tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli berpotensi memperlambat perputaran ekonomi lokal.

Sementara itu, berbeda dengan tren harga ayam, sejumlah komoditas lain justru mengalami kenaikan, seperti jahe (haliya) dan kentang. Hal ini menambah beban masyarakat, terutama dalam menjaga stabilitas pengeluaran rumah tangga di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Pemerintah daerah melalui dinas terkait diharapkan dapat melakukan pemantauan harga dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara harga pasar dan daya beli masyarakat, guna mendorong aktivitas ekonomi di tingkat lokal.(*) 


Editor: Syahrul Usman