BERITA TERKINI

Aktivitas Ekonomi Mulai Meningkat, Harga Cabai di Aceh Utara Turun Pasca Lebaran

ACEH UTARA | PASESATU.COM – Aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Aceh Utara mulai menunjukkan peningkatan usai perayaan Idul Adha 1446 H. Salah satu indikatornya terlihat di Pasar Rakyat Kota Panton Labu, di mana aktivitas jual beli kembali ramai, terutama pada pagi hari antara pukul 06.00 hingga 10.00 WIB.


Namun, di tengah meningkatnya aktivitas pasar, harga beberapa komoditas justru mengalami penurunan, termasuk cabai rawit merah atau yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan “cabai nano”. Harga cabai ini turun dari sebelumnya Rp35.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.


“Hampir semua jenis cabai turun harga. Kami belum tahu pasti penyebabnya, tapi stok saat ini memang melimpah,” ujar Lukman, salah satu pedagang cabai di Pasar Subuh Panton Labu, Kamis (12/6/2025).

Meski pasokan melimpah dan harga menurun, Lukman menyebut daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih. Ia menambahkan, harga cabai berpotensi kembali berubah tergantung kondisi pasokan dan permintaan pasar.


“Mudah-mudahan harga bisa naik lagi. Tapi kalau melihat tren sebelumnya, biasanya kalau sudah mulai turun, bisa terus turun Rp1.000 sampai Rp3.000 per kilogram setiap hari. Bahkan dalam satu hari bisa turun dua kali,” ujarnya.


Sementara itu, para pedagang lainnya juga mulai merasakan peningkatan aktivitas di pasar dalam dua hari terakhir. Hasan, seorang pedagang ikan, mengatakan bahwa suplai barang dari luar daerah seperti Tanjung Balai dan Belawan (Sumatera Utara) juga mulai lancar.


“Sudah ramai seperti biasa yang belanja. Barang-barang dari luar daerah juga sudah mulai masuk lagi,” ungkap Hasan.

 

Berdasarkan pantauan di lapangan, seluruh lapak penjualan di pasar tersebut sudah kembali beroperasi. Pedagang ikan keliling pun mulai aktif berjualan seperti sedia kala.


Peningkatan aktivitas ekonomi ini diharapkan menjadi sinyal positif bagi pemulihan sektor perdagangan lokal di Aceh Utara pasca perayaan hari besar keagamaan.(*) 


Editor: Syahrul Usman