M72/AS01E, Vaksin TBC Buatan Bill Gates yang Diuji di Indonesia
PASESATU.COM – Indonesia kembali dipercaya sebagai lokasi penting dalam pengembangan vaksin global. Kali ini, negara kita menjadi salah satu dari tujuh negara yang ikut menguji vaksin TBC terbaru bernama M72/AS01E, hasil kolaborasi Yayasan Bill & Melinda Gates (BMGF) dan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK).
Vaksin M72/AS01E merupakan vaksin subunit rekombinan yang dirancang khusus untuk mencegah perkembangan penyakit tuberkulosis aktif pada orang yang telah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Vaksin ini diharapkan menjadi penerus vaksin BCG yang telah digunakan selama lebih dari seabad namun terbukti memiliki efektivitas terbatas, terutama pada orang dewasa.
Dilansir dari Gates Medical Research Institute, vaksin ini sebelumnya menunjukkan efikasi hingga 50% dalam mencegah TBC aktif pada uji klinis fase 2b. Saat ini, uji klinis fase 3 telah dimulai di Jakarta Timur sejak September 2024 dan akan melibatkan hingga 20.000 partisipan dari berbagai negara.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Bill Gates menyampaikan bahwa TBC masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan, terutama di negara berkembang. “Penyakit ini tidak mendapat cukup perhatian dari negara-negara maju karena tidak banyak ditemukan di sana. Tapi jutaan nyawa melayang setiap tahunnya di tempat seperti Indonesia,” ujar Gates, dikutip dari AP News.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut menegaskan pentingnya partisipasi Indonesia dalam uji coba ini. “Kita targetkan semua proses selesai tahun 2028, dan pada 2029 kita bisa luncurkan vaksin ini secara global,” ucap Menkes seperti dilansir dari Media Indonesia (8/5/2025).
- Selain M72/AS01E, Indonesia juga tengah menguji dua kandidat vaksin TBC lain, yaitu:
- AdHu5Ag85A: vaksin vektor virus hasil kerja sama CanSinoBio (China) dan Etana (Indonesia).
- BNT164a1: vaksin berbasis mRNA dari BioNTech (Jerman) dan Biofarma (Indonesia).
Jika uji coba ini berhasil, M72/AS01E bisa menjadi vaksin TBC pertama dalam lebih dari 100 tahun yang secara signifikan melindungi populasi dewasa dari TBC paru. Ini membuka harapan besar bahwa eliminasi TBC secara global pada tahun 2030 bukanlah sekadar mimpi.(*)