HATHAR Dorong Penguatan Santri Berakhlak: Harapan Akan Dukungan Anggaran Menguat di Aceh Utara
ACEH UTARA | PASESATU.COM — Harapan agar pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung organisasi santri mengemuka dalam pembukaan Training Kader HATHAR (TKH) 2025. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Harakah Thalabah Aceh Utara (HATHAR) ini bertujuan membentuk generasi pemimpin muda yang profesional, responsif, dan berakhlak.
Dengan tema "Transformasi Kader Menuju Kepemimpinan yang Profesional, Responsif, dan Berakhlak", acara tersebut dibuka secara resmi di Kantor Kebagpol, Landeng, Aceh Utara. Ketua panitia, Tgk Munawir, S.Sos, menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan HATHAR dalam membina kader yang memiliki kecakapan intelektual, sosial, dan spiritual.
Pembina HATHAR, Tgk Maulidin, S.H, menyampaikan pentingnya dukungan terhadap pembinaan generasi muda, khususnya santri, yang dinilainya memiliki potensi besar dalam membangun peradaban bangsa.
“Santri memiliki peran strategis dalam membentuk karakter bangsa. Dukungan terhadap mereka adalah investasi moral dan sosial,” ujarnya.
Komitmen untuk memperjuangkan dukungan anggaran juga disampaikan oleh anggota DPRK Aceh Utara, Abi Muhibbudin. Ia menyatakan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam meningkatkan kualitas generasi muda.
“Kaderisasi yang dilakukan HATHAR merupakan kontribusi nyata dalam pembinaan masyarakat. Ini layak mendapat perhatian khusus,” tuturnya.
Ketua MPU Aceh Utara, Abu Manan Blang Jreun, turut menegaskan perlunya peran bersama dalam pembinaan karakter melalui pendidikan keagamaan.
“Pembinaan santri adalah bagian dari tanggung jawab kolektif dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa,” ujarnya.
H. Zulkifli, S.Ag, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Utara yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif pelatihan ini. Ia juga mendorong berbagai inovasi dalam pendidikan santri, termasuk perlombaan membaca kitab kuning sebagai langkah menghidupkan kembali tradisi keilmuan klasik.
“Santri adalah bagian dari kekuatan moral bangsa. Program-program seperti ini perlu mendapat dukungan yang berkelanjutan,” katanya.
Selama ini HATHAR telah aktif melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan ilmu falak, safari dakwah ke wilayah terpencil, advokasi dayah, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan kelembagaan keagamaan. Organisasi ini menjadi ruang aktualisasi nilai-nilai Islam dalam konteks sosial yang luas.
Dengan kontribusi tersebut, HATHAR memainkan peran penting dalam penguatan kapasitas generasi muda yang berakhlak dan berdaya saing. Dukungan anggaran bukan hanya bentuk bantuan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang dalam menciptakan generasi unggul.
Melihat peran strategis HATHAR dalam pembangunan karakter generasi muda, berbagai pihak berharap agar pemerintah dapat menjalin kemitraan yang lebih erat dengan organisasi-organisasi keagamaan.(*)