BERITA TERKINI

Kenaikan Harga Sembako Ancam Usaha Kuliner Rakyat Kecil di Aceh Utara


ACEH UTARA  | PASESATU.COM
Kenaikan harga sejumlah bahan pokok belakangan ini semakin membebani masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sektor kuliner. Para pedagang makanan yang menggantungkan hidup dari usaha harian kini harus memutar otak agar tetap bertahan di tengah tekanan harga yang semakin tinggi.

Andi (30), seorang pedagang lontong yang biasa mangkal di kawasan Kota Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, mengaku kenaikan harga kebutuhan pokok semakin menyulitkan dirinya dalam mengelola bisnis kecil yang telah digelutinya selama beberapa tahun.

“Sekarang harga beras sudah Rp15.000 per kilogram, telur ayam Rp57.000 per papan, kacang panjang Rp18.000 per kilogram, santan Rp8.000 per kilogram, dan bawang merah bahkan tembus Rp50.000 per kilogram,” ungkap Andi saat ditemui pada Jumat (25/7/2025).

Menurutnya, lonjakan harga bahan pokok ini tidak diimbangi dengan peningkatan harga jual produk kulinernya. Ia menyebut harga lontong yang dijualnya masih tetap Rp8.000 per porsi, dan Rp10.000 jika ditambah telur, karena khawatir pelanggan akan berkurang apabila harga dinaikkan.

“Kita takut pelanggan kabur kalau harga dinaikkan. Otomatis orang juga mikir dua kali untuk beli. Kalau biasanya Rp8.000, lalu naik jadi Rp10.000 untuk porsi biasa, kan itu sudah beda, dan bisa-bisa mereka cari yang lebih murah,” jelasnya.

Fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh Andi, melainkan juga oleh banyak pedagang kuliner dan pelaku UMKM lainnya yang mengalami hal serupa. Mereka berharap pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga bahan pokok, agar keberlangsungan usaha kecil tetap terjaga di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

“Bukan hanya kami penjual lontong yang kesulitan, tapi masyarakat umum juga ikut terdampak. Kalau harga terus naik, semua orang akan merasakan susahnya,” tambah Andi.

Ia berharap ada kebijakan konkret dari pemerintah daerah maupun pusat untuk mengendalikan harga sembako yang kian hari makin tak terkendali. “Kalau bisa, harga kembali normal, karena sekarang ekonomi masyarakat sedang susah. Jangan sampai usaha kecil-kecilan seperti ini jadi tumbang,” pungkasnya.(*) 


Editor: Syahrul Usman