Harga Labu Air dan Kacang Panjang Naik Tiga Kali Lipat, Daya Beli Masyarakat Tertekan
ACEH UTARA | PASESATU.COM – Lonjakan harga bahan pangan kembali mengguncang pasar tradisional di Kota Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara. Dua komoditas utama, yakni labu air dan kacang panjang, mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan mencapai lebih dari tiga kali lipat dalam kurun waktu singkat.
Sebelumnya, labu air dapat dibeli seharga Rp 3.000 per buah, namun kini melonjak tajam menjadi Rp 10.000 hingga Rp 12.000. Sementara itu, harga kacang panjang yang biasanya berkisar Rp 5.000 per kilogram kini meroket menjadi Rp 10.000 per kilogram.
Kenaikan ini dinilai memberatkan, terutama bagi konsumen rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Dalam konteks ekonomi mikro, lonjakan harga bahan pangan seperti ini sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Saya sangat kaget, tiga hari lalu masih beli labu air seharga Rp 6.000, sekarang sudah Rp 12.000. Padahal ini termasuk sayuran yang biasa kami konsumsi setiap hari,” ujar Khairiah (32), seorang pembeli yang ditemui di Pasar Tradisional Panton Labu, Sabtu (21/6/2025).
Fenomena ini menunjukkan terjadinya tekanan inflasi di sektor pangan lokal. Kenaikan harga yang drastis dalam waktu singkat menandakan tidak seimbangnya antara ketersediaan pasokan dengan permintaan pasar.
Zakaria, seorang pedagang sayuran di pasar tersebut, membenarkan adanya kenaikan hampir di semua jenis sayuran lokal. Menurutnya, cuaca ekstrem dalam beberapa minggu terakhir turut memicu menurunnya produksi hasil tani.
"Semua sayuran yang naik ini berasal dari petani lokal. Karena sering hujan, hasil panen sedikit dan barang jadi langka. Alhasil, harga langsung melonjak," kata Zakaria.
Dari sudut pandang ekonomi, kelangkaan barang akibat penurunan produksi menyebabkan mekanisme pasar bergerak liar. Saat pasokan terbatas sementara permintaan tetap tinggi, harga pun terdorong naik. Dalam jangka pendek, hal ini dapat memicu inflasi pangan dan menggerus pendapatan riil masyarakat.
Pengamat ekonomi lokal menilai, pemerintah daerah perlu segera turun tangan untuk menjaga stabilitas harga pangan, salah satunya dengan memantau distribusi barang serta memberikan intervensi jika diperlukan, seperti operasi pasar atau dukungan logistik bagi petani terdampak cuaca.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berpotensi memperluas dampak ekonomi, bukan hanya bagi konsumen rumah tangga, tetapi juga terhadap pelaku usaha mikro yang bergantung pada bahan baku murah dari pasar tradisional.(*)