BERITA TERKINI

Warga Langkahan Masih Tinggal di Tenda Terpal, Minta Pemerintah Segera Dirikan Barak Pengungsian


ACEH UTARA | PASESATU.COM
– Hingga Senin, 8 Desember 2025, ratusan warga di Kecamatan Langkahan masih bertahan hidup di tenda-tenda kecil berbahan terpal biru yang dipasang darurat di pinggir jalan. Mereka terpaksa berteduh di bawah tenda seadanya sejak rumah-rumah mereka terendam, rusak parah, bahkan hancur terseret arus banjir besar yang melanda wilayah tersebut beberapa hari lalu.

Di bawah terpal tipis, para pengungsi hidup berdesakan. Anak-anak, ibu-ibu, hingga para lansia tidur berhimpitan tanpa alas layak, sementara cuaca malam yang dingin dan hujan ringan beberapa kali membuat kondisi semakin memprihatinkan. Bagi banyak warga, tenda kecil itu bukan lagi tempat singgah sementara, tetapi satu-satunya ruang untuk bertahan hidup setelah kehilangan tempat tinggal.

“Sudah beberapa malam kami tidur di sini. Tenda sempit, pengap, dan basah. Kami hanya ingin barak didirikan segera. Tidak sanggup lagi bertahan seperti ini,” ungkap seorang warga dengan mata berkaca-kaca.

Warga Langkahan mendesak pemerintah kabupaten, BPBD Aceh Utara, dan seluruh instansi terkait untuk segera membangun barak pengungsian darurat. Mereka berharap adanya tenda besar atau shelter yang mampu menampung seluruh pengungsi secara layak, terutama bagi keluarga yang kehilangan rumah akibat tersapu banjir.

Selain persoalan tempat tinggal, para pengungsi juga mulai menghadapim keterbatasan logistik dasar, seperti air bersih, perlengkapan tidur, pakaian kering, hingga pelayanan kesehatan. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan munculnya penyakit, terutama pada anak-anak dan lansia.

“Kami tidak minta banyak. Cuma tempat tidur yang layak, agar anak-anak tidak sakit,” ujar seorang ibu sambil memeluk anaknya yang tampak kelelahan.

Warga berharap pemerintah bertindak cepat sebelum kondisi semakin memburuk. Mereka menegaskan bahwa pembangunan barak pengungsian adalah kebutuhan mendesak agar mereka tidak terus hidup dalam kesempitan dan ketidakpastian di bawah tenda kecil berwarna biru itu. (*)