Edy Saputra: Pemerintah Aceh Utara Dinilai Lemah Tangani Banjir, Jauh Berbeda dengan Daerah Tetangga
Font Terkecil
Font Terbesar
“Sudah beberapa hari banjir melumpuhkan Aceh Utara, tetapi satu alat berat pun tidak mampu mereka kerahkan ke lokasi terdampak. Lumpur menumpuk, warga kesulitan, bahkan kita khawatir masih ada korban tertimbun. Ini bentuk kelalaian dan lemahnya kepemimpinan bupati,” kritik Edy dalam pernyataannya.
Edy membandingkan kondisi tersebut dengan daerah tetangga yang dinilai lebih sigap mengatasi situasi.
“Lihat Aceh Timur dan Bireuen—bupatinya turun langsung, alat berat bergerak, akses dibuka dengan cepat. Aceh Utara? Seakan tidak memiliki komando,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edy juga menyinggung soal kemampuan anggaran serta jaringan kerja pemerintah daerah dalam menghadapi situasi darurat. Ia menilai kolaborasi dengan pihak swasta seharusnya dapat menjadi solusi.
“Jika memang Pemkab kesulitan anggaran, rangkul pengusaha lokal yang punya kapasitas. Di Aceh Utara ada PT Alhas Jaya Group, perusahaan milik putra daerah. Kenapa tidak diminta membantu? Kenapa bupati justru membangun kedekatan sebatas dengan kelompok yang tidak relevan dalam situasi darurat seperti ini?” ungkapnya.
Menurut Edy, masyarakat sangat membutuhkan tindakan cepat, koordinasi yang solid, serta keberanian mengambil keputusan dalam menghadapi bencana.
“Rakyat sedang susah. Yang mereka butuhkan bukan alasan, melainkan kerja nyata,” tegasnya menutup pernyataan.(*)
