BERITA TERKINI

Bupati Aceh Timur Tegaskan Penanganan Banjir Harus Total, “Semua OPD Wajib Bergerak, Tidak Ada yang Boleh Diam”


ACEH TIMUR | PASESATU.COM
— Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah wajib bekerja maksimal dalam penanganan banjir yang hingga kini masih melanda sejumlah wilayah dan menyebabkan ribuan warga terisolir. 

Bupati menyampaikan instruksi tegas agar semua unsur pemerintahan daerah turun langsung membantu masyarakat.

“Kita menghadapi situasi darurat. Saya tidak mau ada OPD yang hanya bekerja di atas kertas. Semua harus bergerak, semua harus hadir di lapangan,” tegasnya, Selasa (02/12/2025). 

Bupati menargetkan penembusan empat kecamatan yang hingga kini sulit dijangkau. Wilayah Penarun dan Lokop menjadi prioritas utama karena masih ada kelompok pengungsi yang belum tersentuh bantuan.

“Penarun saya pimpin langsung. Untuk Sahraja dan Seujudo, Pak Dandim bersama tim SAR yang akan turun. Kita pastikan semua titik terdampak terjangkau,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa dua titik pengungsian belum dapat diidentifikasi secara detail, namun pemerintah telah memastikan para pengungsi masih hidup dan membutuhkan bantuan mendesak.

Dirinya juga menegaskan bahwa semua kepala OPD wajib bertugas penuh di Idi hingga kondisi darurat berakhir. Kendaraan dinas double cabin yang dimiliki OPD juga harus diserahkan untuk kepentingan penanganan bencana.

“Kendaraan OPD tidak boleh dipakai untuk urusan pribadi. Serahkan ke pendopo. Kita butuh armada untuk masuk ke daerah yang terisolir,” tegasnya.

Iskandar juga menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi OPD untuk bekerja dari jauh atau menunda tugas.

“Mulai hari ini Bapak Ibu harus berkantor di Idi. Sampaikan kepada keluarga masing-masing. Kita harus merasakan langsung kondisi masyarakat kita yang sudah lima hari terjebak tanpa makanan,” katanya.

Bupati turut menyampaikan kekecewaan terhadap Satpol PP yang dinilai tidak responsif saat diminta mengerahkan armada truk untuk operasi lapangan.

“Saat saya butuh truk Satpol PP, tidak ada satu pun sopir yang menyerahkan kunci. Kalau tidak mau bawa, serahkan. Banyak personel TNI dan relawan yang siap membantu,” kritiknya.

Ia juga memberikan peringatan keras kepada camat yang dinilai lambat menyampaikan data lapangan.

“Camat yang tidak dapat mengirimkan data lengkap dalam sepekan akan saya evaluasi. Saya tidak main-main,” ujarnya.

Pemerintah daerah menghadapi tantangan serius terkait distribusi bantuan. Akses Aceh–Medan tertutup, dan persediaan obat semakin menipis. Karena itu, Bupati mengerahkan seluruh jalur alternatif.

“Hari ini satu kapal perang dari Belawan membawa bantuan. Pengiriman juga lewat udara menggunakan helikopter, terutama ke Lokop dan wilayah tinggi lainnya,” jelas Iskandar.

Ia meminta OPD membuka komunikasi aktif dengan kementerian dan pemerintah daerah lain untuk mempercepat dukungan logistik.

“Kita masih menunggu uluran tangan dari pusat dan provinsi. Laporkan kondisi Aceh Timur. Masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan,” tegasnya.
Selain itu Bupati menegaskan bahwa penanganan banjir adalah pekerjaan yang membutuhkan kerja nyata, bukan formalitas.

“Yang kita butuhkan adalah orang-orang lapangan yang mampu mengendalikan situasi. Bila setelah arahan ini masih ada kepala OPD yang membuat masalah, saya berhentikan di tempat,” katanya.(*)