BERITA TERKINI

Banjir Aceh Utara Rusak 101 Sekolah dan Rendam Ribuan Hektare Sawah


ACEH UTARA | PASESATU.COM
– Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melaporkan perkembangan terbaru kerusakan fasilitas pendidikan dan sektor pertanian akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut sejak 22 hingga 30 November 2025. 

Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Muntasir Ramli, menyampaikan bahwa banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi, cuaca ekstrem, serta jebolnya sejumlah tanggul sungai telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kegiatan belajar-mengajar dan penghidupan masyarakat tani.

Menurut data sementara BPBD Aceh Utara hingga Ahad (30/11/2025) pukul 18.00 WIB, terdapat 101 unit sekolah yang mengalami kerusakan. Fasilitas pendidikan umum maupun agama terpukul oleh banjir yang merendam ruang kelas, perpustakaan, serta area belajar lainnya.

Di sektor pertanian, banjir merendam 12.782 hektare sawah dan mengganggu aktivitas pertanian di banyak kecamatan. Selain itu, 10.653 hektare tambak juga terdampak, membuat ribuan petambak kehilangan potensi panen. Sektor ini disebut sebagai salah satu yang paling parah terkena dampak karena air belum surut di sejumlah area lahan produktif.

Muntasir Ramli menyatakan bahwa kerusakan di sektor pendidikan dan pertanian masih mungkin bertambah seiring proses pendataan lanjutan. “Kondisi jaringan komunikasi yang masih padam di sebagian besar wilayah menyebabkan pelaporan belum sepenuhnya lengkap,” ujarnya.

Banjir Aceh Utara terjadi akibat kedangkalan sungai, intensitas hujan yang tinggi selama lima hari berturut-turut, serta jebolnya tebing dan tanggul di Krueng Pase, Krueng Peutou, dan beberapa aliran sungai lainnya seperti Krueng Keureuto, Krueng Ajo, Krueng Nisam, Krueng Langkahan, Krueng Jambo Aye, dan Krueng Sawang. Kerusakan infrastruktur lain seperti tanggul, jembatan, dan pemukiman turut memperburuk situasi.

Pemerintah menyampaikan bahwa data ini bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu. Dengan kondisi listrik dan komunikasi yang masih padam (blackout) di banyak wilayah serta akses ke sejumlah kecamatan masih terputus, pendataan lapangan dilakukan secara bertahap.

“Sebagian wilayah masih terisolasi sehingga tim terus berupaya mengakses dan memperbarui data kerusakan. Kami akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut,” kata Muntasir Ramli.(*)