Translate

BERITA TERKINI

Samudera Pasai sebagai Ikon Sejarah dan Peradaban Islam Asia Tenggara


ACEH UTARA | PASESATU.COM
– Monumen Islam Samudera Pasai, Kabupaten Aceh Utara, menjadi pusat perhatian ribuan masyarakat saat Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) meresmikan pembukaan Even Aceh Perkusi 2025, Jumat malam (22/8/2025).

Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga penegasan kembali peran Samudera Pasai sebagai ikon sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara. Dari tanah Pasai inilah Islam pertama kali bersemi di kawasan nusantara sebelum menyebar luas hingga ke Malaysia dan sekitarnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Muzakir Manaf menekankan pentingnya menjaga warisan sejarah tersebut. 

“Kerajaan Samudera Pasai adalah tonggak peradaban Islam di Asia Tenggara. Dari sini, Islam disebarkan melalui dakwah, perdagangan, dan jaringan ulama. Kita wajib melestarikan peninggalan sejarah ini sebagai jati diri dan kebanggaan Aceh,” ujar Mualem.

Ia juga menyinggung hubungan erat Aceh dengan kerajaan-kerajaan Melayu di masa lalu, terutama melalui perdagangan rempah. Di hadapan delegasi Johor Bahru yang dipimpin Datok Anwar Muallem, Gubernur membuka wacana kerja sama budaya dan perdagangan sebagai upaya menghidupkan kembali kejayaan hubungan Aceh–Malaysia.

Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, S.E,M.M (Ayah Wa), yang turut mendampingi Gubernur, menegaskan pentingnya lokasi acara. “Monumen Samudera Pasai adalah saksi sejarah kejayaan masa lalu. Menjadikan tempat ini sebagai panggung Aceh Perkusi adalah langkah tepat untuk mengingatkan generasi muda tentang identitas sejarah Aceh,” ungkapnya.

Malam pembukaan berlangsung meriah dengan kolaborasi seni dari dalam dan luar negeri. Atraksi kolosal Pasee Meusyuhue, penampilan tim kesenian Johor Bahru bertajuk Muhibbah Seni Melayu, serta pertunjukan seniman lokal seperti Joel Pasee, Jeki Irwanda, dan grup Rapa’i Geleng Lhokseumawe sukses memikat ribuan penonton.

Festival yang mengusung tema Generasi Pelestari Tradisi ini juga masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selama tiga hari, masyarakat dapat menyaksikan rangkaian kegiatan budaya seperti Saweu Gampong, Peukan Raya, dan Meuseuraya, yang dirancang untuk melibatkan langsung komunitas seni dan warga lokal.

Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Utara, Tgk. Idris, menilai even ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali peran Aceh di pentas sejarah dunia Islam. “Generasi muda harus tahu, di tanah Pasai inilah Islam berakar kuat dan kemudian menyebar ke Asia Tenggara. Kita wajib menjaga warisan ini,” ujarnya.

Pemerintah Aceh menanggung penuh pembiayaan festival, sementara Pemkab Aceh Utara ikut berkontribusi besar melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) yang menghadirkan 210 pemain rapa’i dari berbagai daerah.

 “Semua biaya pemain rapa’i ditanggung oleh Disporapar sebagai dukungan penuh terhadap suksesnya even ini,” kata Kadis Porapar Aceh Utara, Muhammad Nasir.

Dengan semangat piasan rakyat, Even Aceh Perkusi 2025 bukan hanya menampilkan dentuman rapa’i, tetapi juga menggema sebagai pengingat bahwa Samudera Pasai adalah ikon sejarah sekaligus mercusuar peradaban Islam di Asia Tenggara.(*)