Translate

BERITA TERKINI

Aceh–Malaysia Menyatu Lewat Budaya: Jejak Sejarah Samudera Pasai Dibangkitkan di Aceh Perkusi 2025


ACEH UTARA | PASESATU.COM
– Dentuman rapa’i di bawah langit Samudera Pasai, Jumat malam (22/8/2025), bukan hanya menandai dimulainya Even Aceh Perkusi 2025. Lebih dari itu, ia menjadi simbol kebangkitan kembali ikatan sejarah dan budaya antara Aceh dan Malaysia.

Monumen Islam Samudera Pasai, yang berdiri megah di Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, dipilih sebagai lokasi utama festival. Tempat ini bukan sekadar situs wisata, melainkan lambang lahirnya peradaban Islam di Asia Tenggara. Dari tanah inilah, sekitar abad ke-13, Sultan Malikussaleh mendirikan kerajaan Islam pertama di kawasan, yang kemudian membuka jalur perdagangan rempah hingga ke Semenanjung Melayu.

Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), dalam sambutannya menegaskan bahwa Aceh tidak boleh melupakan jejak sejarah tersebut. “Aceh dan kerajaan-kerajaan Melayu di seberang pernah bersaudara erat. Kita berbagi budaya, bahasa, agama, hingga jalur perdagangan. Hubungan itu membuat Samudera Pasai jaya dan Aceh disegani,” ujar Mualem lantang.

Mualem kemudian menyinggung pentingnya memperkuat kembali jalur kerja sama lintas negara, baik dari aspek budaya maupun perdagangan. Ia menyebutkan bahwa rombongan kehormatan dari Johor Bahru yang dipimpin Datok Anwar Muallem bukan sekadar tamu, tetapi mitra strategis yang diharapkan dapat membuka jalan kolaborasi baru di bidang seni, pariwisata, dan dagang hasil bumi.

Hadirnya tim kesenian dari Johor Bahru dengan pertunjukan Muhibbah Seni Melayu menambah dimensi internasional pada festival ini. Penampilan itu disambut tepuk tangan meriah ribuan masyarakat Aceh yang hadir. Bagi sebagian orang, ini lebih dari sekadar seni panggung – ia adalah diplomasi budaya.

Festival Aceh Perkusi 2025 dengan tema Generasi Pelestari Tradisi berlangsung hingga 24 Agustus. Selain pertunjukan musik tradisional, juga digelar kegiatan Saweu Gampong, Peukan Raya, hingga Meuseuraya, yang melibatkan komunitas seni, masyarakat lokal, dan tamu mancanegara.

Even ini, yang masuk kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf, bukan hanya pesta budaya, melainkan langkah diplomasi Aceh di mata dunia. Dengan dukungan penuh Pemerintah Aceh dan kontribusi Pemkab Aceh Utara, Even Aceh Perkusi 2025 menegaskan bahwa budaya dapat menjadi jembatan persahabatan sekaligus jalan baru menuju kerja sama ekonomi lintas negara.

Dentuman rapa’i di Monumen Samudera Pasai tahun ini seolah menggaungkan pesan lama dalam bentuk baru: bahwa Aceh bukan hanya bagian dari Indonesia, melainkan juga bagian dari jejaring peradaban Islam dan budaya Melayu yang pernah berjaya di Asia Tenggara.(*)