BERITA TERKINI

Kuala Cangkoi Diproyeksikan Jadi Sentra Maritim Terpadu, Aceh Utara Ajak Investor Ambil Peran

Luas lahan pemkab Aceh Utara di Kecamatan Lapang
Papan Informasi tanah di Desa Kuala Cangkoy, Kecamatan Lapang, yang di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan, memiliki luas 182.006 M².(Foto. Syahrul Usman/pasesatu) 

ACEH UTARA | PASESATU.COM– Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menetapkan pembangunan Pelabuhan Perikanan Terpadu di Gampong Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang, sebagai salah satu proyek strategis dalam agenda prioritas pembangunan daerah. Proyek ini diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi pesisir berbasis sektor kelautan dan perikanan yang berdaya saing tinggi.


Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, S.H., M.H. (Ayahwa) dalam acara coffee Morning bersama Awak Media pada Rabu (28/05/2025), menegaskan bahwa pemerintah daerah membuka peluang seluas-luasnya bagi keterlibatan investor, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, guna mempercepat realisasi pembangunan pelabuhan tersebut.


“Kami siap memfasilitasi segala bentuk investasi yang mendukung percepatan pembangunan pelabuhan ini. Ini bukan hanya proyek fisik, tapi proyek perubahan ekonomi masyarakat pesisir,” tegas Ayahwa.

 

Lebih lanjut, ia menambahkan:

“Proyek ini telah masuk dalam daftar prioritas pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten membuka ruang seluas-luasnya bagi keterlibatan investor nasional maupun asing, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, cold storage, fasilitas pelelangan ikan (TPI), hingga industri hilirisasi hasil laut,” ujar Ayahwa.


Kawasan Kuala Cangkoi dinilai memiliki posisi strategis dengan akses langsung ke laut lepas dan potensi sumber daya perikanan yang sangat melimpah. Selain faktor geografis, dukungan penuh dari masyarakat lokal menjadi modal sosial penting untuk memastikan keberlanjutan proyek jangka panjang.


Sementara itu sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara, Syarifuddin, ST, pada Senin (05/05/2025) menyatakan bahwa pemerintah daerah telah menyusun kajian teknis dan studi kelayakan yang komprehensif sebagai dasar pengembangan kawasan tersebut. Ia menyampaikan bahwa pembangunan akan mencakup pelabuhan pendaratan ikan, pabrik pengolahan hasil laut, gudang pendingin, serta fasilitas ekspor terpadu.


 “Kami membuka peluang kemitraan dengan investor swasta untuk pengembangan kawasan perikanan terpadu. Aceh Utara memiliki potensi hasil laut yang sangat besar namun belum tergarap maksimal. Ini saatnya kita mengundang investor untuk tumbuh bersama,” jelas Syarifuddin.


Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, pembangunan Pelabuhan Kuala Cangkoi juga selaras dengan program nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan ekspor komoditas perikanan. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, kawasan ini ditargetkan menjadi simpul logistik maritim di pantai timur Aceh yang mampu menjangkau pasar domestik maupun regional, khususnya negara-negara Asia Tenggara.


Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari masyarakat setempat. Para tokoh lokal menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan.


“Kami siap mendukung. Ini bukan hanya proyek pemerintah, tapi masa depan ekonomi anak cucu kami,” ujar salah satu tokoh masyarakat Kuala Cangkoi, pada minggu (01/06/2025). 


Dengan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan investor, Kuala Cangkoi kini terbuka sebagai destinasi investasi strategis di sektor kelautan dan perikanan. Proyek ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah secara inklusif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.(*) 


Editor : Syahrul Usman