BERITA TERKINI

Panduan Cara Menanam Padi: Tahapan dan Tips Praktis untuk Hasil Maksimal

 

Bulir padi mulai menguning menandakan masa panen segera tiba. Tanaman padi yang sehat menjadi harapan petani untuk hasil panen yang melimpah.
(Foto: Syahrul Usman/Pasesatu.com)

Padi, Tanaman Pokok yang Strategis

PASESATU.COM - Padi adalah komoditas pertanian utama yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan di Indonesia. Menurut data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, padi menempati urutan pertama sebagai komoditas dengan produksi tertinggi di sektor tanaman pangan.


Agar hasil panen maksimal, petani perlu mengikuti tahapan budidaya yang tepat. Berikut adalah panduan menanam padi berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan mempermudah akar menyerap unsur hara. Dikutip dari Balitbangtan Kementan, pengolahan lahan sebaiknya dilakukan dua kali: pembajakan dan penggaruan, yang membantu menghancurkan gulma serta meratakan lahan tanam.

2. Pemilihan Benih Unggul

Pemilihan benih berkualitas sangat menentukan produktivitas. Dilansir dari Pusat Informasi Agribisnis Kementan, benih unggul seperti Inpari 32, Ciherang, dan Mekongga memiliki keunggulan tahan hama dan hasil panen yang tinggi.


Sebelum disemai, benih sebaiknya direndam selama 24 jam lalu diperam selama 2 hari agar cepat berkecambah.

3. Persemaian dan Penanaman

Benih yang telah berkecambah ditanam di lahan persemaian selama 20–25 hari. Setelah itu, bibit bisa dipindahkan ke lahan utama dengan sistem tanam jajar legowo agar sirkulasi udara dan sinar matahari lebih optimal.


Menurut panduan teknis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2022), jarak tanam ideal adalah 25x25 cm untuk jenis lahan irigasi.

Hamparan sawah
Hamparan sawah hijau yang luas di bawah langit cerah, menggambarkan potensi besar sektor pertanian di daerah pedesaan.(Foto: Syahrul Usman/Pasesatu.com)

4. Pemupukan dan Pengairan

Padi membutuhkan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pemupukan dilakukan tiga tahap: dasar, susulan 1 (usia 21 hari), dan susulan 2 (usia 35 hari). Dikutip dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), pemupukan yang tepat dapat meningkatkan hasil hingga 20%.


Sistem pengairan juga harus diperhatikan, terutama saat fase pertumbuhan dan pembungaan. Air jangan dibiarkan terlalu dalam atau terlalu kering.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama seperti wereng batang coklat dan tikus sawah menjadi ancaman utama tanaman padi. Pengendalian bisa dilakukan secara terpadu dengan rotasi tanaman, penggunaan varietas tahan hama, dan bila perlu pestisida sesuai anjuran.


Dilansir dari FAO Indonesia, pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) terbukti mampu menurunkan penggunaan pestisida kimia hingga 50% tanpa mengurangi hasil panen.

6. Panen dan Pasca Panen

Padi biasanya siap panen pada usia 100–115 hari setelah tanam, tergantung varietas. Tanda panen antara lain 90% bulir menguning dan batang mengering.


Setelah dipanen, gabah dijemur hingga kadar air mencapai 14% untuk menjaga mutu penyimpanan. Menurut Kementan RI, penanganan pascapanen yang baik bisa mengurangi kehilangan hasil hingga 10%.


Menanam padi memerlukan pengetahuan teknis dan perhatian terhadap setiap tahap. Dengan mengikuti panduan resmi dari lembaga terpercaya, petani bisa meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Di tengah tantangan perubahan iklim dan serangan hama, pendekatan yang adaptif dan ramah lingkungan menjadi kunci keberhasilan.


Referensi:

  • Badan Pusat Statistik (BPS), 2023 – Statistik Produksi Padi Nasional.
  • Kementerian Pertanian RI, 2023 – Pedoman Budidaya Padi Sawah.
  • Balai Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2022 – Teknik Pemupukan Efektif.
  • FAO Indonesia, 2021 – Strategi PHT untuk Petani Padi di Asia Tenggara.(*)